TEKNOLOGI PENGOLAHAN
NUGGET AYAM

Disusun
Oleh:
SERFANSIUS
LAIA
(201120012)
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI
HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA KARYA MALANG
DESEMBER 2012
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul TEKNOLOGI
PENGOLAHAN NUGGET AYAM.
Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu matakuliah teknologi hasil
perikanan dan peternakan, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, Penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya.
Malang, Desember
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
PRAKATA............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar
belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan
masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
2.1 Defenisi
Produk....................................................................................... 3
2.2
Teknologi pengawetan............................................................................. 3
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................... 5
3.1 Proses
pengolahan daging ayam menjadi nugget
ayam........................... 5
3.2 Kelebihan dan kekurangan produk nugget ayam..................................... 8
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 10
4.1
Simpulan.................................................................................................. 10
4.2
Saran........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan pendapatan dan pendidikan
dibidang peternakan unggas dan menciptakan produk yang bernilai tambah, produk
yang berasal dari hewani tersebut. Produk yang berasal dari hewani seperti
daging ayam biasa berdampak dalam pendidikan, dimana dalam chicken nugget perlu ilmu pengetahuan. Berkembangnya zaman, manusia
dituntut untuk menjadi lebih praktis dan lebih efisien dalam menjalankan
kehidupannya. (Suwoyo,2006).
Nugget pada umumnya dibuat dari daging ayam,
sehingga sering disebut juga dengan chicken
nugget. Daging ayam termasuk bahan pangan yang kandungan gizinya tinggi, dan
rasanya lezat. Bahan pangan yang berasal dari daging ayam tergolong bahan
pangan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, karena bahan pangan yang
berasal dari hewani termasuk bahan pangan yang memiliki nilai gizi semakin
tinggi. Saat ini nugget ayam adalah salah satu produk unggas yang cukup
populer. Dimana ayam dan produk-produk perunggasan merupakan makanan
sumber protein hewani yang relative murah dibandingkan dengan sumber protein
hewani lainnya, seperti misalnya daging babi, sapi, kambing, kerbau, domba dan
ikan. (Suwoyo,2006).
Nugget yang terbuat dari daging ayam memiliki
kandungan protein lebih baik dan memiliki komposisi lemak serta kolesterol yang
lebih rendah dibandingkan dengan nugget daging babi, sapi, kambing, kerbau,
domba dan ikan, karena daging ayam memiliki kandungan protein lebih tinggi dan
lemak yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging ternak lainnya. Oleh
sebab itu, nugget ayam mempunyai
peluang untuk dijadikan sumber protein dan juga dapat dijadikan sebagai suatu
usaha baik skala kecil, menengah, ataupun besar. Dalam pembuatan nugget selain daging juga digunakan
bahan tambahan lain berupa tepung yang berfungsi sebagai bahan pengisi. Tepung
atau pati yang biasa digunakan untuk pembuatan nugget adalah tepung terigu.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas, penulis merumuskan masalah yang perlu diketahui tentang teknologi
pengolahan nugget ayam yakni :
1.
Bagaimana
proses teknologi pengolahan daging ayam
menjadi produk nugget ayam?
2.
Apa
saja kelebihan dan kekurangan produk nugget
ayam?
1.3
Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah diatas meliputi :
1.
Mengetahui
proses teknologi pengolahan daging ayam menjadi produk nugget ayam.
2.
Mengetahui
kelebihan dan kekurangan produk nugget
ayam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Defenisi Produk
Nugget ayam merupakan suatu proses hasil
pengolahan daging giling yang dicetak dalam
bentuk potongan empat persegi kemudian dilapisi
tepung berbumbu menjadi produk nugget ayam. Tidak semua makanan instan rendah gizi, contohnya nugget ayam. Meskipun tergolong sebagai
bahan makanan yang mudah dan cepat dimasak, daging ayam yang diberi bumbu dan
pelapis ini sangat kaya protein. Terdapat juga asam amino, lemak, karbohidrat,
beberapa jenis vitamin dan mineral.(
Suwoyo,2006)
Nugget atau chicken nugget adalah salah satu pangan hasil pengolahan
daging yang memiliki cita rasa khas daging, biasanya berwarna kuning orange.
Biasanya daging-daging sisa dan atau kulitnya diolah menjadi satu dan digoreng
memakai tepung roti. Produk nugget
dapat dibuat dari daging ayam, sapi, ikan dan lain-lain, tetapi yang populer di
masyarakat adalah nugget ayam. (Suwoyo,2006).
2.2
Teknologi Pengawetan
Teknologi yang
digunakan untuk mengawetkan daging sebelum diolah menjadi suatu produk baru
seperti nugget ayam yang merupakan
makan siap saji. Pengawetan daging mentah secara
umum didefinisikan sebagai suatu cara atau proses untuk mencegah terjadinya
lisis atau degradasi komponen-komponen dalam jaringan daging ayam. Prinsip pengawetan daging ayam adalah
menciptakan kondisi yang tidak cocok bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroorganisme perusak daging. Hal tersebut dilakukan dengan menurunkan kadar
air sampai tingkat serendah mungkin dengan batas tertentu sehingga
mikroorganisme tidak mampu untuk tumbuh (± 5-10%). (Purnomo, 1996).
Nugget adalah
suatu bentuk produk olahan daging yang terbuat dari daging giling yang dicetak
dalam bentuk potongan empat persegi. Potongan ini kemudian dilapisi tepung
berbumbu (battered dan breaded).
Penambahan bahan seperti garam pada pembuatan nugget bertujuan untuk
meningkatkan cita rasa, pengembangan protein daging, pelarut protein daging,
serta sebagai pengawet. Perlakuan
yang dilakukan untuk mengolah dan mengawetkan daging adalah pendinginan atau
pembekuan, dan pengasinan (curing). Pembekuan adalah menempatkan daging pada suhu kisaran 1oC sampai 3,5oC
di dalam lemari es, dimana pada suhu
redah kulit bisa beku. daging yang hendak di masukkan
kedalam lemari es, sebelumnya dibersikan dan di tempatkan dalam wadah yang
sesuai, lalu di masukkan kedalam lemari es. Tujuan menghambat pertumbuhan
mikroba dan reaksi-reaksi enzim serta kimia penyebab kerusakan daging. Pengasinan (curing) merupakan proses dimana daging ditambah garam klorida guna menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang merusak daging
dan menurunkan
aktivitas air. (Purnomo, 1996).
BAB III
PAMBAHASAN
3.1 Proses
Pengolahan Daging Ayam Menjadi Produk Nugget Ayam
Menurut Winarno dan
Jenie,(1983). Upaya yang dilakukan untuk penganekaragaman bahan pangan yaitu
dengan melakukan pengolahan. Pengolahan merupakan suatu teknik atau seni untuk
mengolah suatu bahan lain yang sifatnya berbeda dengan semula.
Nugget adalah bentuk olahan daging yang diperoleh
dengan cara penggilingan, penambahan bumbu, mencetak, melapisi (coating) dengan tepung. Nugget biasanya terbuat dari daging ayam
yang dikenal dengan checken nugget atau
bisa juga terbuat dari daging lain misalnya dari daging nugget ikan atau nugget
udang. (Sofina, 2003).
Metode yang digunakan dalam pembuatan nugget adalah daging ayam dan yang
sebelumnya telah dikukus dan diperas untuk menghilangkan kandungan airnya, lalu
digiling kemudian dicampur dengan tepung tapioka, tepung terigu high gluten, susu
skim, telur ayam, bawang putih, bawang merah, merica bubuk, garam halus, gula
pasir dan penyedap rasa.( Laksono,2012)
Komposisi chicken
nugget
Bahan
baku
|
Kandungan(%)
|
Daging
ayam giling
|
62,7
|
Tepung
tapioka
|
16,8
|
Garam
|
1,00
|
Lada
atau marica
|
0,4
|
Bawang
putih
|
0,6
|
Air
|
14
|
Total
|
100
|
Sumber:
hidayati dkk (2007)
·
Bahan
-
1 kg ( 400 g ) Daging ayam
-
1 gelas susu
-
10% Tepung tapioca
-
10% Tepung roti
-
3 butir telur
-
Bumbu (
Merica,garam,penyedap,bawang putih )
·
Alat
-
Giling daging
-
Piring
-
.Pisau
-
Wajan
-
Dampar
-
Kompor gas
-
Timbagan ( Neraca )
-
Sendok penggorengan
-
Panci
-
Alat untuk pres minyak
·
Tahapan Pembuatan
1.Pemisahan daging dari tulang
2.Penggilingan daging
3.Persiapan bumbu
4.Pencampuran daging dengan tepung dan bumbu
5.Pencetakan adonan
6.Pengukusan
7.Pendinginan dalam refrigerator selama 1 jam
8.Pemotongan
9.Penggulingan pada telur yang telah dicampur air
10.Penggulingan pada tepung roti yang telah di bumbui garam dan merica
11.Penggorengan
1.Pemisahan daging dari tulang
2.Penggilingan daging
3.Persiapan bumbu
4.Pencampuran daging dengan tepung dan bumbu
5.Pencetakan adonan
6.Pengukusan
7.Pendinginan dalam refrigerator selama 1 jam
8.Pemotongan
9.Penggulingan pada telur yang telah dicampur air
10.Penggulingan pada tepung roti yang telah di bumbui garam dan merica
11.Penggorengan

3.2 Kelebihan
Dan Kekurangan Produk Nugget Ayam
Kelebihan dan kekurang
yang di peroleh pada produk nugget ayam adalah sebagai berikut:
Ø Kelebihan
nugget
Nugget merupakan salah satu bentuk
olahan pangan yang bersifat ready to cook
yang dikemas dalam bentuk beku. Daging merupakan bahan baku utama produk
nugget. Pada dasarnya semua jenis daging yang bermutu baik dapat diolah menjadi
nugget seperti daging ikan maupun ayam. Nugget yang lebih populer di Indonesia
adalah nugget berbahan dasar daging ayam.
Nugget ayam juga merupakan bahan
pangan sumber niasin (vitamin B3), vitamin B6, asam pantotenat dan riboflavin
(vitamin B2), sumber mineral selenium, fosfor, dan zinc. Selenium dan zinc
merupakan mineral penting sebagai komponen antioksidan untuk menangkal serangan
radikal bebas, penyebab timbulnya berbagai kanker dan penyakit degeratif.
Kelebihan nugget dalam
hal penyimpanan adalah nugget dapat disimpan dalam waktu yang lama sedangkan kerusakan
karena pertumbuhan mikroba tidak menjadi faktor pembatas umur simpan produk dan
produk tidak memerlukan pengawetan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroba
(antimikroba) sehingga produk bisa diklaim bebas pengawet (antimikroba).
Ø Kekurangan
nugget
Kandungan utama lemak pada produk
nugget adalah lemak jenuh dan beberapa merek juga mengandung kolesterol.
Kandungan natrium pada nugget ayam juga perlu diperhatikan dan menjadi salah
satu aspek dalam memilih nugget. Kandungan natrium produk nugget juga sangat
bervariasi antara 8% hingga 25%. Kandungan serat pangan nugget tergolong rendah
yaitu hanya 3-7%. Namun, pada produk nugget yang ditambahkan sayuran, kadar
serat pangan tersebut meningkat hingga 12%.digantikan
dengan gas nitrogen, CO2.
Pengawetan nugget
disebabkan oleh suhu beku (≤-18°C) yang digunakan untuk penyimpanannya. Pada
suhu beku, aktivitas metabolisme, reaksi enzimatis dan kecepatan pertumbuhan
mikroba akan menjadi sangat lambat dan pada beberapa mikroba, penyimpanan pada
suhu beku menyebabkan kematian sel vegetatifnya.
Kekurangan nugget
sendiri disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada produk nugget yang disimpan
di suhu beku (freezer) selama lebih dari 6 bulan adalah resiko dehidrasi produk
dan terjadinya ketengikan produk karena reaksi oksidasi lemak. Penyimpanan
nugget harus pada suhu beku jadi ketika terjadi kenaikan suhu akan terjadi
kerusakan pada nugget.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Nugget ayam merupakan suatu proses hasil pengolahan daging
giling yang dicetak dalam bentuk potongan empat
persegi kemudian dilapisi tepung berbumbu
menjadi produk nugget ayam.
2.
Kelebihan
nugget dalam hal penyimpanan adalah nugget dapat disimpan dalam waktu yang lama.
Nugget ayam juga merupakan bahan pangan sumber niasin (vitamin B3), vitamin B6,
asam pantotenat dan riboflavin (vitamin B2), sumber mineral selenium, fosfor,
dan zinc. Kandungan utama lemak pada produk nugget adalah lemak jenuh dan
beberapa merek juga mengandung kolesterol. Kekurangan
nugget sendiri disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada produk nugget yang
disimpan di suhu beku (freezer) selama lebih dari 6 bulan.
4.2
Saran
1.
Pada
pengolahan nugget ayam, perlu di
lakukan penyuluhan dikalangan masyarakat yang ada di kota maupun yang ada di
daerah terpencil, agar masyarakat peternak ayam, menghasilkan nilai yang bermutu.
2.
Pada
kelebihan dan kekurangan nugget diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk dapat meneliti baik teknik pengolahannya dan pengawetan maupun peningkatan mutu prodak yang diproduksi.
Daftar pustaka
Purnomo,
H., D. Amertaningtyas, dan Siswanto. 2000. Pembuatan Chicken Nugget dengan
Konsentrasi Tepung Tapioka dan Lama Pemasakan yang Berbeda. Prosiding Seminar
Nasional Industri Pangan. Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. Bogor.
Purnomo, H.1996. Dasar-Dasar Pengolahan Dan Pengawetan Daging. Jakarta :
PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suwoyo,Heru.2006. Pengembangan Produk Chicken
Nugget Vegetable Berbahan Dasar Daging Sbb (Skinless Boneless Breast)
Dengan Penambahan Flakes Wortel Di Pt. Charoen Pokphand
Indonesia Chicken Processing Plant, Cikande-Serang. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan
Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Winarno, F. G., S.
Fardiaz, dan B.S.L. 1983. Kerusakan Bahan Pangan Dan Cara Pencegahannya.Ghalia,
Indonesia.
Laksono,M.A. Dkk.2012. Daya Ikat Air, Kadar Air, Dan Protein Nugget Ayam Yang Disubstitusi
Dengan Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus): Animal Agriculture
Journal, Vol. 1. No. 1, p 685 – 696
Tidak ada komentar:
Posting Komentar